ahmad hudori. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Cara Kerja Jantung, Mahakarya Sang Pemurah

Benda sebesar satu kepalan tangan ini berperan dalam peredaran darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Jantung yang sehat, dalam keadaan normal dapat berdetak sebanyak 60-100 kali per menit. Jumlah ini beragam bergantung pada macam kegiatan seseorang. Semakin banyak kegiatan raga yang dilakukan, bertambah pula detak jantung setiap waktunya. Selain itu, usia dan kondisi kejiwaan seseorang juga turut mempengaruhi.


Sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu menandingi ciptaan Allah tersebut. Para ilmuwan berlomba meniru jantung dengan melakukan berbagai percobaan dan pengembangan ilmu pengetahuan tentang jantung. Tak hanya itu, mereka juga membuat tiruannya lengkap dengan fungsi jantung asli di dalam tubuh.

Penelitian tentang jantung manusia dan tiruannya telah lama digalakkan. Pada Oktober 2008, media massa mengumumkan adanya jantung buatan ilmuwan Perancis. Dengan memanfaatkan campuran polimer dan jaringan sel babi, mereka merancang jantung tiruan sedemikian rupa hingga mirip aslinya. Alat ini dilengkapi sensor canggih yang dapat memberikan informasi aliran darah ke jantung.

Perangkat yang didanai pengembangannya sampai miliaran rupiah tersebut mampu memompa darah dua kali, yakni memompa darah ke paru-paru kemudian memompanya kembali ke seluruh tubuh. Jantung tiruan ini juga dapat memberikan tanggapan yang cukup cepat sesuai kebutuhan tubuh terhadap darah, meningkatkan atau menurunkan alirannya ke seluruh tubuh.

Meski baru diujicobakan ke hewan, harga piranti tersebut diperkirakan mencapai $ 192.140 bila saatnya diperjualbelikan. Jika nilai tukar tiap dollarnya setara dengan Rp 9.593 (data Bank Indonesia pada 30 Oktober 2009), setiap orang sekurang-kurangnya harus menyiapkan dana sebanyak Rp 1.843.199.020 atau sekitar 1,8 Miliar untuk biaya cangkok jantung!

Sungguh, karunia Allah yang luar biasa. Dia telah memberikan jantung secara cuma-cuma kepada semua hamba-Nya. Tak sekedar memberi jantung, Allah juga menuntun manusia agar menjaga dan merawat perangkat penting tubuh tersebut melalui perintah-perintah-Nya. Salah satu di antaranya adalah anjuran untuk menahan marah bagi manusia (lihat: Ilmuwan: kurangi marah agar lebih sehat), sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS Ali Imron 3: 134)

Inilah bentuk kasih sayang Allah supaya jantung manusia tetap bekerja dengan baik. Andai saja manusia memperhatikan dan memikirkan semua ciptaan Allah, minimal yang ada pada diri mereka semisal jantung, niscaya mereka bertambah sayang dan syukur kepada-Nya.  [Syaefudin/www.hidayatullah.com]
ilustrasi:http://id.wikipedia.org
*)Syaefudin. Penulis adalah Asisten Dosen Metabolisme, Departemen Biokimia, FMIPA-Institut Pertanian Bogor. 


Referensi:
   1. Jane Marshall (2009). FRANCE: Millions in funding for artificial heart. Universityworldnews.com, July 19, 2009. (http://www.universityworldnews.com/article.php?story=20090717090117822, terkunjungi pada 7 Agustus 2009)

   2. David C. Dugdale (2009). Heart Palpitations. Nlm.nih.gov. September 21st, 2009. (http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003081.htm, terkunjungi pada 30 Oktober 2009)

   3. Jason Mick (2008). French invention could help to extend the natural human lifespan. Dailitech.com, October 31, 2008. (http://www.dailytech.com/Worlds+First+Fully+Functional+Artificial+Heart+Costs+192000/article13338.htm, terkunjungi pada 7 Agustus 2009)
Bisakah Anda hidup tanpa jantung? Letaknya yang terjaga di antara rongga dada menandakan ia sangat terlindung dan penting bagi kehidupan. Terang saja, bila sebentar tak berdetak, niscaya pasokan darah serta oksigen akan terganggu

Oleh : Syaefudin*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengapa Kita Merujuk Pada Ilmu Pengetahuan dan Fakta Ilmiah

Kita merujuk pada ilmu pengetahuan dan fakta-fakta ilmiah ketika menjelaskan Islam karena sebagian orang hanya menerima fakta-fakta ilmiah. Kaum materialis dan orang-orang yang tidak agamis atau anti-agama telah mencoba memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk menentang agama dan membubuhi pemikiran mereka dengan pamor lebih dari yang semestinya. Melalui pendekatan ini, mereka telah menyesatkan dan meracuni pikiran banyak orang. Karena itu, kita wajib mempelajari bagaimana berbicara dengan mereka dalam istilah mereka sendiri untuk membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi tidaklah bertentangan dengan Islam. Kita harus membalikkan bantahan-bantahan mereka terhadap mereka sendiri dengan mengkajinya dan kemudian menggunakannya untuk membimbing orang ke jalan yang benar.


Pendekatan seperti itu sepenuhnya dibolehkan, sebab bagaimana kita berbantah dengan apa yang dinyatakan orang-orang seperti itu jika kita tidak menguasai fakta dan pemikiran mereka? Al-Quran mendorong kita berpikir dan belajar, mengamati bintang dan gugusan bintang. Semua itu membekas pada diri kita akan Kebesaran Pencipta, mendorong kita berkelana menelusuri umat manusia, dan mengarahkan perhatian kita pada hakikat keajaiban pada bagian-bagian tubuh dan penciptaan jasad kita.

Dari atom hingga sesuatu yang paling besar, dari kemunculan manusia pertama di Bumi hingga kepergian kita yang terakhir, Al-Quran meletakkan seluruh penciptaan di depan mata kita. Menyinggung banyak sekali fakta, Al-Quran memberi tahu kita bahwa mereka yang benar-benar takut kepada Tuhan, di antara para hamba-Nya, adalah mereka yang memiliki ilmu pengetahuan (QS. 35:28), dan dengan demikian mendorong kita menuntut ilmu pengetahuan, berpikir dan meneliti. Akan tetapi, kita wajib tidak pernah lupa bahwa seluruh kegiatan semacam itu harus mengikuti semangat Al-Quran. Jika tidak demikian, sekalipun kita menyatakan mengikuti anjuran dan perintahnya, sejatinya kita akan menjauh darinya.

Ilmu pengetahuan dan fakta-faktanya dapat dan seharusnya digunakan untuk menjelaskan fakta-fakta kebenaran Islam. Namun jika kita menggunakannya untuk memamerkan ilmu pengetahuan kita, apa pun yang kita sampaikan tidak akan mempengaruhi pendengar kita secara benar, kalaupun ada. Kata-kata dan bantahan cemerlang dan meyakinkan akan kehilangan daya pengaruhnya jika kita memiliki niat yang salah: hanya mengena sejauh gendang telinga pendengarnya dan tidak lebih. Sama halnya, jika penjelasan kita berupaya membungkam orang lain daripada meyakinkan mereka, kita sejatinya akan menutup jalan bagi mereka untuk sampai pada pemahaman yang benar. Dan dengan demikian upaya kita akan gagal, dan tujuan kita tetap tidak tercapai.

Akan tetapi, jika kita berusaha meyakinkan dengan keikhlasan yang penuh dan benar, bahkan mereka yang memerlukan penjelasan semacam itu agar yakin akan mendapatkan bagiannya dan memperoleh manfaat. Kadangkala sebuah penjelasan yang tulus mungkin jauh lebih mengena daripada suatu penjelasan di mana Anda berbicara agak lebih bebas dan memukau. Tujuan utama kita ketika menjelaskan ilmu pengetahuan dan fakta-fakta ilmiah, sesuai dengan tingkat pemahaman pendengar kita, haruslah demi meraih ridha Tuhan.

Ilmu pengetahuan tidak dapat dianggap lebih unggul daripada agama, dan masalah-masalah teramat penting dalam Islam tidak dapat mempergunakan ilmu pengetahuan atau fakta-fakta ilmiah mutakhir untuk membenarkan atau memperkuat kesahihan agama. Jika kita mengambil cara-cara seperti itu, berarti kita menyatakan bahwa kita memiliki keraguan terhadap kebenaran Islam dan memerlukan ilmu pengetahuan untuk mendukungnya. Di samping itu, kita tidak dapat menerima ilmu pengetahuan dan fakta-fakta ilmiah sebagai hal mutlak (absolut). Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai acuan pasti untuk mengukur keaslian Al-Quran atau sumber kewahyuannya, dan dengan demikian menempatkan ilmu pengetahuan di atas Al-Quran, tidaklah masuk akal, sesuatu yang dijauhi, dan sama sekali tidak dibenarkan. Penjelasan dan rujukan terhadap ilmu pengetahuan semacam itu, paling tinggi, memiliki kegunaan pendamping dan pendukung. Satu-satunya nilai manfaatnya adalah kemungkinannya dalam membukakan pintu ke sebuah jalan yang keberadaannya memang tidak akan diketahui oleh orang-orang tertentu.

Ilmu pengetahuan adalah digunakan untuk membangunkan atau menggerakkan sebagian akal pikiran yang jika dibiarkan akan terus saja tertidur atau tidak tergerak. Ilmu pengetahuan itu seperti sebuah kemucing yang digunakan untuk menghilangkan debu yang menutupi kebenaran dan hasrat mengetahui kebenaran, yang terletak tersembunyi di dalam nurani yang tidak dibangunkan. Jika kita memulai dengan mengatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah mutlak (absolut), kita akan berujung pada upaya mencocok-cocokkan Al-Quran dan Hadits pada ilmu pengetahuan. Hasil dari usaha semacam itu hanyalah keraguan dan kebingungan, terutama ketika kita tidak dapat mencocokkan Al-Quran dan Hadits dengan sejumlah pernyataan ilmiah masa kini yang mungkin dibuktikan keliru di masa yang akan datang.

Kedudukan dan sikap kita haruslah jelas: Al-Quran dan Hadits adalah benar dan mutlak. Ilmu pengetahuan dan fakta-fakta ilmiah adalah benar (atau salah) hanya sebatas pada tingkat ketika bersesuaian (atau tidak sesuai) dengan sumber-sumber tersebut. Bahkan fakta-fakta ilmiah yang sudah pasti mapan tidak dapat menjadi tiang-tiang untuk menopang kebenaran iman; tetapi, ilmu pengetahuan dan fakta-fakta ilmiah dapat diterima hanya sebagai sarana yang memberikan kita gagasan atau mendorong perenungan kita tentang Tuhan, Yang menanamkan kebenaran iman di dalam hati nurani kita. Mengharapkan bahwa hal ini benar-benar atau bahkan dapat terjadi melalui ilmu pengetahuan adalah sebuah kesalahan besar: iman datang hanya melalui hidayah Ilahi.

Siapa pun yang gagal memahami hal ini telah jatuh ke dalam kekeliruan yang sulit dipulihkan. Orang-orang semacam itu mencari dan mengumpulkan bukti-bukti dari alam semesta dan, di saat berupaya menjadikannya berbicara memukau dengan Nama Tuhan, terus saja menjadi hamba tanpa sadar bagi alam dan penyembah alam. Mereka mempelajari dan berbicara mengenai bunga, tentang hijau dan berseminya alam, tetapi tidak sedikit pun kehijauan atau tunas iman tumbuh di dalam nurani mereka. Mereka mungkin malah tak pernah merasakan keberadaan Tuhan di dalam hati sanubari mereka. Dalam penampakan mereka tidaklah menyembah alam, tetapi dalam kenyataannya itulah yang sedang mereka kerjakan.

Seorang lelaki atau perempuan adalah mu'min (orang yang beriman) karena iman di dalam hatinya, bukan disebabkan banyaknya ilmu pengetahuan di dalam kepalanya. Setelah kita memahami sebanyak yang kita mampu mengenai bukti obyektif dan subyektif yang telah kita kumpulkan, kita harus menanggalkan ketergantungan kita pada pengaruh luar, tabiat, serta keadaan bukti seperti itu. Hanya dengan melakukan hal ini sungguh kita akan mampu mencapai kemajuan ruhani. Ketika kita meninggalkan ketergantungan ini dan mengikuti qalbu dan nurani kita dalam lingkupan cahaya dan petunjuk Al-Quran, pada saat demikianlah, insya Allah, akan kita temukan pencerahan yang sedang kita cari. Sebagaimana filsuf Jerman Immanuel Kant pernah berkata: "Saya merasakan perlunya meninggalkan semua buku yang telah saya baca dalam rangka beriman kepada Tuhan."

Tidak diragukan, Kitab agung Alam Semesta dan kitab hakikat sejati umat manusia, serta penafsiran keduanya, memiliki makna dan kedudukannya yang sesuai. Tapi setelah kita menggunakannya, kita sepatutnya menyisihkannya dan hidup dengan iman kita, seolah-olah, berhadap-hadapan langsung. Hal ini mungkin terdengar agak abstrak bagi mereka yang belum masuk hingga ke dalam merasakan iman dan suara hati. Akan tetapi bagi mereka yang malam-malamnya diterangi dengan ibadah, dan yang mendapatkan jalan melalui kerinduannya untuk mencapai Tuhan mereka, makna tersebut adalah jelas.

ilustrasi: http://static.biotech-weblog.com

*)Fethullah Gülen (http://www.fgulen.com/) adalah tokoh cendekiawan terkemuka Turki yang memiliki pengetahuan dan pengalaman mengajar sangat luas di bidang Islam. Seorang penulis handal lebih dari 60 buku yang telah diterjemahkan ke banyak bahasa dunia, Fethullah Gülen memiliki pengalaman bertahun-tahun sebagai imam, dai, dan pegiat masyarakat madani dengan kepakaran yang diakui tentang Islam, pendidikan, dan dialog di Turki dan di seluruh dunia. Tulisan di atas adalah hasil karyanya berjudul “Why We Refer to Science and Scientific Facts.
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Manfaat Angop, Mahakarya Luar Biasa

 Apa yang terjadi jika seseorang mengantuk? Kemungkinan besar, ia menguap sebagai pertanda menginginkan istirahat. Namun, pernahkah Anda mencari tahu alasannya?


Sebelumnya mungkin kita pernah mengenal ada suatu teori yang menyebutkan bahwa angop disebabkan menipisnya kadar oksigen di dalam tubuh. Tapi, menguap ternyata masih saja terjadi meskipun bernafas 100% dengan oksigen. Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan ini berlangsung?

Ternyata para ilmuwan pun belum tahu dengan pasti apa sebenarnya yang memicu perilaku angop tersebut. Meski sudah lama meneliti, para pakar yang hidup di zaman superkomputer dan teknologi pesawat antariksa ini ternyata selama ini baru sebatas menduga-duga saja, apa fungsi menguap.

Inilah satu bukti bahwa pengetahuan manusia tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan Penciptanya, Allah SWT. Dialah yang mengajarkan ilmu kepada manusia apa yang tidak diketahuinya ketika manusia itu meneliti segala ciptaan-Nya, termasuk angop. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an: “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al Alaq, 96:5)

Allah yang Maha Mengetahui, mendidik manusia dengan sedikit membukakan tabir pengetahuan yang dimiliki-Nya yang melekat pada setiap ciptaan-Nya. Oleh karena itu, perlahan-lahan manusia mampu menguak tanda kebesaran Rabb Pencipta semesta, tak terkecuali mengetahui rahasia di balik menguap.

Pendingin terhebat

Sejatinya, menguap bukanlah peristiwa biasa. Sebaliknya, ia merupakan cara kerja yang Allah buat sebagai bentuk kasih sayang kepada makhluk-Nya. Secara sederhana, apa yang seringkali dianggap sebagai penanda kantuk ini berfungsi layaknya kipas pendingin pada prosesor komputer sehingga kerjanya tetap prima.

Sebagaimana diketahui, sebuah komputer akan bekerja dengan baik dalam suhu dingin. Setelah lama bekerja, suhu prosesor komputer akan meningkat. Jika suhu komputer itu tidak diturunkan dengan kipas pendingin, maka hal ini akan mengurangi kinerjanya, bahkan berkemungkinan mematikan atau merusakkan komputer itu.

Begitu pula otak manusia. Dibutuhkan perangkat khusus untuk menjaga suhu otak agar tidak kepanasan, sehingga tetap berfungsi dengan baik.

Allah yang menciptakan manusia, sudah barang tentu mengetahui yang terbaik untuk apa yang diciptakan-Nya. Menurut Andrew Gallup, ilmuwan dari Binghamton University, jalan keluar permasalahan meningginya suhu dalam otak akibat terus bekerja dapat diatasi dengan perangkat pendingin cerdas bernama ‘angop’.

Cara kerja yang sama dapat pula menjelaskan alasan manusia seringkali menguap ketika baru saja bangun tidur atau kelelahan. Aktivitas menguap akan mempermudah otak guna menghadapi situasi peralihan, semisal dari tidur ke kondisi terjaga (bangun tidur).

Buru
ng angop diteliti

Para ilmuwan menguji dugaan bahwa angop merupakan cara menurunkan suhu otak pada sejumlah burung betet (Melopsittacus undulatus). Dugaan ini berlanjut bahwa jika suhu ruangan meningkat dan mendekati (tapi tidak melebihi) suhu tubuh, maka hal ini akan mendorong peningkatan aktifitas menguap.

Sebanyak dua puluh ekor burung tersebut diletakkan dalam ruangan yang dapat diatur suhunya. Suhu ruangan diatur sedemikian rupa sehingga menunjukkan tiga keadaan suhu yang berbeda, yakni suhu rendah atau kontrol (22°C), suhu meningkat (22-34°C), dan suhu tinggi (34-38°C).

Dengan lama setiap keadaan suhu sebesar 21 menit, hasil penelitian membenarkan dugaan para ilmuwan yang menelitinya. Berdasarkan pengamatan, pada kondisi suhu meningkat, rata-rata setiap burung menguap sebanyak 4,20 kali. Sedangkan pada suhu tinggi dan suhu rendah (kontrol), berturut-turut terjadi 2,05 dan 1,25 angopan setiap ekornya. Jumlah angop pada keadaan yang berlainan tersebut berbeda secara nyata.

Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan secara ilmiah dugaan bahwa menguap merupakan sebuah cara untuk mengatur suhu di dalam otak.

Kebaikan Allah

Itulah sekilas gambaran fungsi menguap. Jadi, terbukanya mulut yang oleh sebagian orang dianggap pula sebagai tanda bosan itu bukanlah sekedar menimba oksigen dari udara bebas. Lebih dari itu, ia adalah rahasia Sang Pencipta untuk mencegah otak manusia dari gagal berfungsi dengan baik.

Allah yang Maha Mengerti kebutuhan organ-organ tubuh hamba-Nya, dengan cerdas menciptakan suatu proses jitu agar setiap organ itu berfungsi prima. Dialah yang telah menjadikan menguap sebagai pengatur suhu otak agar senantiasa bekerja dengan sempurna.

Informasi ilmiah ini juga membalik anggapan terdahulu, yakni yang percaya bahwa menguap hanyalah tanda mengantuk. Sebaliknya, angop merupakan proses pendinginan otak agar tetap terjaga. Dengannya, manusia pun bisa tetap berkonsentrasi, termasuk saat membaca artikel ini.

Sudah sepantasnyalah manusia yang lemah mensyukuri segala nikmat Allah. Sungguh, Dialah yang tiada henti mengurusi manusia, termasuk urusan berupa angop ini, agar otaknya tetap bekerja sebaik mungkin. Ini karena Allah tidak pernah lalai, apalagi tertidur, dalam mengurus makhluk yang diciptakan-Nya. Dalam Al Qur’an yang mulia, Allah berfirman:

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. Al Baqarah, 2:255) (sfd/hidayatullah.com) --
ilustrasi :http://commons.wikimedia.org/
*Penulis adalah Asisten Dosen Metabolisme, Departemen Biokimia, FMIPA-Institut Pertanian Bogor.
Oleh: Syaefudin*


Refrensi:

  1. Andrew C. Gallup et al. (2009). Yawning and thermoregulation in budgerigars, Melopsittacus undulates. Animal Behaviour, Vol 77(1):109-113.

   2.  Jenniver Viegas (2008). Yawning cools the brain. Abc.net.au, Dec 16, 2008. (http://www.abc.net.au/science/articles/2008/12/16/2447520.htm, terkunjungi pada 16 Juli 2009).

   3. Karl S. Kruszelnicki (2000). Yawning Is Contagious. Abc.net.au, Jan 26, 2000. (http://www.abc.net.au/science/articles/2000/01/26/95628.htm, terkunjungi pada 16 Juli 2009).
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Manfaat Air Seni Manusia

  
Air seni, air kencing, atau urin adalah nama yang semakna. Ia merupakan cairan sisa reaksi biokimiawi rumit yang terjadi di dalam tubuh. Meski zat buangan, urin manusia masih mengandung bahan kimia seperti nitrogen, fosfor, dan potasium. Bila menumpuk dan tidak dikeluarkan, maka akan menjadi racun yang malah membahayakan tubuh.
Sebanyak 70% bahan makanan (nutrisi) yang dikonsumsi manusia dikeluarkan dalam bentuk air seni. Dalam setahun, seseorang dapat mengeluarkan air kencing kira-kira sebesar 500 liter. Jumlah ini setara dengan 4 kg nitrogen, 0.5 kg fosfor, dan 1 kg potasium. Ketiganya termasuk unsur penting dalam pertumbuhan tanaman.

Pupuk Urin
Walaupun terkadang berbau menyengat, air kencing ternyata membawa manfaat. Contoh penggunaan urin yang kini tengah berkembang adalah sebagai pupuk tanaman. Di beberapa negara, pupuk urin merupakan bagian dari program pemanfaatan limbah yang disebut Ecosan.

Ecological Sanitation (Ecosan) diilhami oleh banyaknya permasalahan lingkungan, terutama yang berkaitan dengan limbah rumah tangga seperti kotoran manusia. Dahulu, sebagian menganggap limbah tersebut tak berguna sehingga sering dibuang begitu saja. Namun, sebenarnya kotoran tersebut dapat diolah sedemikian rupa sehingga lebih berdaya guna. Di samping mampu menjaga kesuburan tanah, teknologi ini juga dapat membantu mewujudkan ketahanan pangan.

Sejumlah negara sudah mulai menggalakkan program daur ulang limbah manusia ini. Sebut saja Cina, Zimbabwe, Meksiko, India, dan Uganda. Bahkan, beberapa negara Eropa juga turut serta dalam program ini, misalnya Jerman dan Swedia.
Menurut Ian Caldwell dan Arno Rosemarin dari Stockholm Environment Institute, Swedia, penggunaan urin dan kotoran manusia sebagai pupuk adalah cara utama dalam menerapkan pertanian berkelanjutan. Lebih jauh lagi, hal tersebut dapat membantu tercapainya ketahanan pangan dan mendukung tersedianya nutrisi yang lebih baik.

Sementara itu, penelitian air seni manusia sebagai pupuk juga telah dilakukan oleh MnKeni bersama teman-temannya dari Universitas Fort Hare, Afrika Selatan. Secara umum, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan urin sebagai sumber nitrogen sebanding dengan pupuk urea. Kendati demikian, hasil ini bergantung pada kepekaan tanaman yang dipanen terhadap kadar garam (salinitas) lahan tempat bercocok tanam. Oleh karenanya, perlu pengawasan dalam penggunaan pupuk air seni ini.

Banyak Kelebihan
Pupuk urin memiliki banyak keunggulan, baik dari sisi lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Dalam lingkungan, penggunaan pupuk ini memperbaiki penanganan kesehatan masyarakat. Penggunaan pupuk air seni juga mampu meningkatkan hasil panen sehingga taraf hidup masyarakat membaik. Dengan kata lain, air kencing dapat menurunkan angka kemiskinan.

Salah satu masalah yang dikhawatirkan dari pemanfaatan pupuk jenis ini adalah rasa produk tanamannya. Logikanya, penggunaan air seni sebagai pupuk berkemungkinan mempengaruhi mutu hasil tanaman. Namun, permasalahan ini ditepis oleh penelitian Surendra K. Pradhan dan rekannya dari Universitas Kuopio, Finlandia.

Mereka membandingkan penggunaan air kencing manusia sebagai pupuk kubis dengan pupuk buatan industri. Hasilnya, kemampuan pupuk urin sama dengan pupuk buatan industri pada dosis 180 kg N/ha.

Bahkan pertumbuhan, biomassa, dan kandungan klorida tanaman sedikit lebih tinggi jika menggunakan pupuk air seni. Serangga yang biasanya ikut mati akibat penggunaan pupuk industri juga berkurang dengan menggunakan pupuk alami ini.
Penelitian ilmuwan ini membuktikan bahwa air seni manusia dapat digunakan sebagai pupuk tanpa mengancam nilai kehigienisan tanaman yang berarti. Selain itu, rasa produk makanannya juga tak berkurang meski tanaman yang menjadi bahan bakunya diberi pupuk urin.

Lidah Pengecap Air Seni

Keberadaan air kencing manusia yang banyak mengandung zat sisa reaksi biokimiawi tubuh tak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk. Cairan berbau ini juga mendorong peneliti untuk menciptakan lidah elektronik. Lidah yang terdiri atas bermacam sensor kimia potensiometrik tersebut digunakan sebagai pendeteksi kegagalan fungsi sistem urin dan kadar kreatinin.
Kreatinin adalah hasil pemecahan kreatinin fosfat di dalam otot. Senyawa ini normal ada dalam urin, yakni sebesar 0.5-1 mg untuk perempuan, dan 0.7-1.2 mg untuk laki-laki. Namun, jumlah yang berlebih menandakan ada kerusakan dalam ginjal.

Di samping dapat mengelompokkan contoh urin yang diteliti, lidah buatan juga mampu membedakan contoh urin orang sehat dengan yang mempunyai penyakit tumor kandung kemih. Dengan data analisis urin yang dihasilkan mungkin bisa mengetahui jenis tumornya, baik yang ganas  maupun tidak ganas.
Tanda Kebesaran Allah

Air kencing manusia, ternyata bukan sekedar cairan tak berguna. Sederet manfaat dimiliki oleh cairan tersebut. Inilah satu lagi bukti kebesaran Allah. Sungguh, tiada yang sia-sia segala apa yang telah diciptakan-Nya tak terkecuali air seni.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya manusia bersyukur atas apa yang Allah berikan. Sejatinya, hanya Dialah yang mampu menjadikan barang hina seperti urin manusia, dapat berfungsi laksana pupuk dan pendeteksi penyakit. Ini karena Allah adalah satu-satunya Tuhan yang memiliki sifat Maha Pencipta dan Maha Mengetahui, sebagaimana firmanNya: ”Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui”. (QS Al Hijr 15:86) (Syaefudin/http://www.hidayatullah.com/)
Ilustrasi :http://wikimediafoundation.org
Penulis adalah Asisten Dosen Metabolisme, Departemen Biokimia, FMIPA-Institut Pertanian Bogor.


Referensi:


Ian Caldwell, Arno Rosemarin (2009). Human urine and faeces as a fertilizer. Grida.no. (http://www.grida.no/publications/et/ep5/page/2823.aspx, terkunjungi pada 24 Juni 2009)

Lvova L et al. (2009). Clinical analysis of human urine by means of potentiometric Electronic tongue. Talanta Vol. 77 (3):1097-1104.

Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (2009). Ecological sanitation closes the loop between sanitation and agriculture. Gtz.de, Juli, 2009. (http://www.gtz.de/en/themen/umwelt-infrastruktur/wasser/8524.htm, terkunjungi pada 19 Juli 2009).

Pearson NS Mnkeni et al. (2008). Evaluation of human urine as a source of nutrients for selected vegetables and maize under tunnel house conditions in the Eastern Cape, South Africa. Waste Management & Research, Vol. 26 (2): 132-139.

Pradhan SK et al. (2007). Use of Human Urine Fertilizer in Cultivation of Cabbage (Brassica oleracea)  Impacts on Chemical, Microbial, and Flavor Quality. J. Agric. Food Chem., 55 (21):8657-8663.

Hakan Jonsson, et al. (2004). Ecosanres: Guidelines on the Use of Urine and Faeces in Crop Production. Report 2004-2.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menguak Sejarah Ilmu Kentut, Flatologi [Bagian 4 - Tamat]

Sejarah asal mula perintisan flatology (flatologi), yakni ilmu tentang kentut, yang diawali dengan kedatangan pasien kentut berlebihan, dan diakhiri dengan tertanganinya masalah pasien tersebut oleh Dr. Levitt, telah dipaparkan di bagian pertama, kedua dan ketiga tulisan ini. Kisah nyata ini menjadi cikal bakal perkembangan pesat dan luas dari the science of flatulence (ilmu tentang kentut) di kemudian hari. Di abad ke-21, ilmu kentut telah merambah beragam bidang ilmu pengetahuan, dan diteliti para ilmuwan berbagai disiplin ilmu di pusat-pusat penelitian manca negara.

Berawal sebagai sebuah persoalan pribadi seorang pasien, gas perut kemudian berkembang menjadi sebuah tantangan. Tantangan ini lantas memicu munculnya beragam gagasan dan karya baru di bidang teknologi untuk kemaslahatan masyarakat luas yang memerlukannya.

Mikroba peredam gas perut

Di antara tantangan yang dihadapi Dr. Levitt dan rekan-rekannya adalah membuat sebuah karya, teknologi atau sarana yang mampu menekan produksi gas usus secara berlebihan tanpa membatasi pola makan pasien. Sebab, sebagaimana dipaparkan Hidayatullah.Com di bagian ketiga tulisan ini, jenis bahan makanan yang dimakanlah yang menentukan jumlah dan mutu gas buangan usus manusia.

Di antara gagasan baru yang dimunculkan adalah dengan bantuan mikrooganisme tertentu. Menurut Dr. Levitt, bakteri bernama Methanobacterium smithii mungkin bisa memberi jalan keluar. Bakteri ini tidak menghasilkan beragam jenis gas yang membentuk gas kentut, namun hanya satu jenis gas saja, yakni metana. Metana (CH4) hanya terdiri dari dari empat atom hidrogen (H) dan satu atom karbon (C).

Ketika membentuk gas metana, bakteri M. smithii ini memperkecil volume gas di sekitarnya dengan menggabungkan empat molekul gas hidrogen (4 x H2) dan satu karbon dioksida (1 x CO2) untuk dijadikan satu molekul metana (1 x CH4) dan dua molekul air (2 x H2O) sebagaimana persamaan reaksi kimia berikut:

                                                                           4H2 + CO2 ===> CH4 + 2H2O

Dua molekul air yang dihasilkan diserap oleh usus besar, sehingga peristiwa kimiawi ini menurunkan tekanan gas di dalam perut.

Gagasan itu memang tampak sederhana. Namun permasalahannya adalah M. smithii termasuk salah satu mikroba yang sangat jarang dijumpai di dalam usus besar. M. smithii kalah jauh jumlahnya dengan bakteri penghuni usus besar lain yang lebih terkenal, yakni Eschericia coli serta bakteri jenis lain penghasil gas beraroma tidak ramah. Terlebih lagi, tampaknya tidak ada jalan untuk dapat meningkatkan populasi mikroba M. Smithii yang dikehendaki itu di dalam usus besar.


Namun Dr. Levitt tidaklah patah arang, dan masih menaruh harapan baik. Pasalnya, seluruh bakteri yang menghuni usus manusia telah dikenali. Menurut Dr. Levitt, pengetahuan ini bakal memungkinkan manusia untuk memanipulasinya.

Detektor kentut lewat mulut

Di sisi lain Dr. Levitt menuai keberhasilan dalam teknologi deteksi kentut yang dikembangkannya. Ia telah mengembangkan sebuah Breathalyzer sederhana. Yakni alat yang dapat mengukur zat-zat kimiawi yang terkandung di dalam udara yang dihembuskan keluar ketika orang bernapas. Perangkat ini memungkinkan dilakukannya pengujian tentang kemunculan gas kentut pada seorang pasien.

Karya Dr. Levitt ini terdengar agak kurang masuk akal bagi kebanyakan mereka yang bukan ahli di bidang kedokteran penyakit saluran pencernaan makanan. Namun Dr. Levitt tetap berpendirian bahwa karya kembangannya ini dapat bekerja. Ia beralasan bahwa apa yang keluar melalui salah satu ujung lubang saluran pencernaan seringkali menyingkapkan banyak hal tentang apa yang terjadi di ujung lubang yang satunya lagi.

Menurut Dr. Levitt, peristiwa buang angin memiliki ciri berupa dihasilkannya beragam rupa gas dalam jumlah berlebihan, termasuk gas hidrogen (H2). Tidak semua gas yang dihasilkan di usus itu disemburkan melalui anus. Sebagian dari gas-gas itu diserap ke dalam darah dan dilepaskan melalui paru-paru. Jika kadar hidrogen yang berlebihan di dalam napas yang dihembuskan seorang pasien dapat diukur, maka akan dapat pula dikenali gejala gangguan kentut berlebihan yang diderita pasien itu.

Masih belum terungkap

Banyak pengetahuan seputar kentut telah diungkap. Tapi tidak sedikit pula teka teki tentang gas perut ini yang masih belum mampu disingkap ilmuwan.

Sejak dirintisnya ilmu kentut (flatologi) beberapa puluh tahun lalu hingga sekarang, yakni tahun 2009 ini, seluk beluk gas usus memang belum semua terpecahkan. Inilah yang diakui oleh peneliti asal Italia, M. Montalto dan rekan-rekannya baru-baru ini. Dalam salah satu karya ilmiah teranyar mereka seputar gas usus di jurnal ilmiah Alimentary Pharmacology & Therapeutics (Mei 2009) mereka menegaskan di awal tulisannya: 
      “Beragam proses rumit yang diatur secara cermat terlibat dalam metabolisme gas usus, dan, kini pengetahuan menyeluruh tentang mekanisme-mekanisme ini masih kurang.”

Pernyataan itu diulangi kembali sebagai kesimpulan karya ilmiah mereka:
      “Sebagai kesimpulan, metabolisme gas usus merupakan sebuah tahapan rumit dan sangat menarik dari fisiologi usus dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih baik mekanismenya dan kaitan sesungguhnya dengan gejala-gejala gangguan kesehatan ‘yang berhubungan dengan gas’.”
Ilmu kentut mahaluas  
Demikianlah, bagi mereka yang tidak berpikir mendalam dan serius, kentut memang tampak sebagai sekedar gas bau yang terkadang keluar dengan suara yang memicu canda dan tawa. Namun bagi ilmuwan, penelitian tentang gas perut ini memunculkan pengetahuan berharga dan teknologi yang bermanfaat bagi manusia. Karena memang Allah menciptakan kentut bukan dengan main-main dan bukan untuk dijadikan barang cemoohan.

Kentut adalah salah satu bukti kesempurnaan dan kebesaran Allah dalam mencipta. Beragam ilmu pengetahuan mengagumkan serta manfaat luar biasa dari keberadaan gas perut ini akan didapatkan oleh mereka yang bersungguh-sungguh meneliti ciptaan Allah yang satu ini. Mereka yang selalu menertawakan atau menjadikan kentut sebagai bahan olok-olok semata tidak mendapatkan kebaikan apa pun dan tidak memberikan manfaat apa pun.

Ketidakmampuan manusia memahami seluruh ilmu pengetahuan seputar kentut ini telah diakui ilmuwan, sebagaimana disebut di atas, meski puluhan tahun telah dikerahkan untuk menelitinya. Ini adalah salah satu bukti keluasan Ilmu Allah yang tidak terbatas, yang tidak akan habis disingkap manusia. Dalam sebuah ayat, Allah memberikan perumpaman tentang ilmu (kalimat)-Nya yang Mahaluas sebagai berikut:

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS. Luqman, 31:27) [cs/hidayatullah.com]

ilustrasi :http://media.nih.gov


Referensi:


M. Montalto et al (2009) Introductory remarks to intestinal gas metabolism. Alimentary Pharmacology & Therapeutics. 29 SUPPLEMENT 1:4-7, May 2009.

J. Kluger (1996) What a gas. Health & Medicine / Nutrition. From the April 1995 issue, published online April 1, 1995 (http://discovermagazine.com/1995/apr/whatagas494 , terkunjungi pada 23 Juli 2009)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menguak Sejarah Ilmu Kentut, Flatologi [Bagian 3]

Sebagaimana diuraikan di bagian ke-1 tulisan ini, datangnya seorang pasien kepada Dr. Levitt alias si “Dokter Kentut” mendorong dimulainya penelitian mengenai gas kentut. Tingkat keseringan, volume gas dalam satu kali semburan, serta jenis-jenis gas pembentuk kentut menjadi informasi penting yang didapatkan dalam penelitian itu, dan hal ini telah diuraikan di bagian ke-2.

Selanjutnya yang penting untuk dikaji ilmiah adalah apa yang menyebabkan perbedaan kentut pada setiap orang, baik dalam hal aroma, volume, dan tingkat keseringan? Ternyata Dr. Levitt menemukan bahwa ketidaksamaan ini kurang ditentukan oleh perbedaan kondisi tubuh manusia, namun lebih kepada apa yang masuk ke saluran pencernaan makanan mereka.

Penggolongan makanan

Dalam ilmu gizi dan ilmu makanan telah diketahui bahwa terdapat beragam jenis karbohidrat atau hidrat arang yang dikandung makanan. Namun menurut Dr. Levitt tidak semua karbohidrat ini mampu dicerna oleh organ pencernaan makanan pada manusia. Ada karbohidrat yang hanya tersusun atas satu atau dua molekul gula sederhana; dan ini mudah dicerna manusia. Tapi sebagian karbohidrat lain ada yang terdiri dari tiga atau empat molekul gula; dan sulit diuraikan oleh organ-organ pencernaan makanan pada manusia.

Ketika karbohidrat golongan ini tidak tercerna dan kemudian langsung memasuki usus besar, maka karbohidrat ini akan menjadi mangsa empuk bagi beragam mikroba yang menghuni usus besar. Mikroba inilah yang memanfaatkan kehadiran karbohidrat yang tak mampu dicerna tubuh ini, dan menguraikannya menjadi zat-zat lebih sederhana, termasuk gas.

Penelitian flatologi ini pun memunculkan pengelompokan makanan berdasarkan dampaknya terhadap buang angin. Kelompok pertama adalah bahan makanan yang mengandung zat hidrat arang rumit (sulit tercerna) dengan kadar paling rendah, sehingga berdampak pada produksi gas kentut paling sedikit pula. Termasuk dalam kelompok ini adalah daging, ikan, anggur, buah berry, keripik kentang, kacang-kacangan (bukan dari jenis legum), dan telur. Golongan makanan ini dikenal pula dengan istilah “normoflatugenic”, yakni pemicu gas kentut dalam jumlah normal.

Kelompok kedua adalah bahan-bahan makanan yang menghasilkan gas perut dalam jumlah lebih banyak dari kelompok pertama. Kue kering, kentang, jeruk, apel, dan roti termasuk dalam kelompok ini karena mengandung sejumlah karbohidrat berupa gula-gula rumit yang sulit tercerna pencernaan manusia, dan karenanya berpeluang memicu pembentukan hawa usus..

Golongan terakhir, yakni makanan dengan daya ledak gas perut tertinggi, tidak lain dan tidak bukan adalah gula-gula atau hidrat arang jenis rumit dan sulit dicerna dalam tubuh manusia. Di antara “bahan peledak” yang dapat dimakan ini adalah kacang-kacangan (dari jenis legum), wortel, anggur kering (kismis), pisang, bawang, susu maupun bahan-bahan makanan yang dihasilkan dari susu.

Golongan makanan terakhir inilah yang menjadi perhatian Dr. Levitt di saat mulai menangani pasien pengidap buang gas berlebihan itu. Biang keladi penghasil gas perut berlebihan itu dicari dengan cara  mengubah-ubah jenis makanan yang dimakan sang pasien.

Uji coba “bahan peledak”


Selama 3 pekan pertama penanganan ini, sang dokter membatasi si pasien agar hanya memakan bahan makanan jenis “normoflatugenic”, yakni yang menyebabkan keluarnya gas perut dalam jumlah wajar atau paling rendah. Hasilnya pun segera terlihat: tingkat keseringan buang gas mengalami penurunan, dari 34 kali menjadi kurang dari 17 letupan gas per hari, dengan kata lain dalam batas kewajaran.

Pasca masa percobaan awal itu, Levitt dan pasiennya melakukan uji coba terhadap kecenderungan berkurangnya kebiasaan kentut berlebihan pada sang pasien. Kali ini sang pasien diminta menambahkan sekitar 1 liter susu dalam menu makanannya. Sebagaimana disebut sebelumnya, susu tergolong bahan makanan dengan daya ledak perut tertinggi.

Apa yang kemudian terjadi? Dalam 24 jam setelah susu itu ditelan, sang pasien memberondongkan letupan gas perutnya sebanyak 90 kali. Enam puluh di antaranya terjadi dalam kurun waktu 3 jam saja. Penyebab yang masuk, dan dampak yang dikeluarkannya itu sedemikian cepat dan langsung sehingga Dr. Levitt tahu bahwa ia telah menemukan biang keladi ledakan hawa usus yang melebihi ambang batas kewajaran itu.

Kambing hitam ditemukan

Kambing hitam pemicu kentut berlebihan itu pun akhirnya dikenali. Dr. Levitt menyimpulkan bahwa pasiennya itu tidak tahan terhadap laktosa, yakni gula atau zat hidrat arang yang dikandung susu. Ketidaktahanan si pasien terhadap laktosa (gula susu) ini dikarenakan sistem pencernaannya tidak memiliki enzim yang dibutuhkan untuk mencerna gula susu itu.

Ketika sang pasien meminum susu, maka laktosa itu langsung masuk ke dalam usus besar yang di dalamnya terdapat bakteri-bakteri yang akan membantu mencerna gula susu itu untuknya. Pencernaan bakteri inilah yang menghasilkan gas.

Pada banyak pasien yang tidak tahan terhadap gula susu ini, konsumsi susu memicu pembentukan hawa perut. Pada pasien Dr. Levitt ini, tingkat ketidaktahanan terhadap susu sangatlah parah, demikian pula ledakan gas perut yang diakibatkannya.

Penanganan permasalahan sang pasien itu ternyata sederhana, tak lebih dari sekedar menjaga agar menu makanan yang dimakannya termasuk dalam golongan bahan makanan pemicu ledakan gas perut tingkat rendah. Kalaupun ia hendak mengonsumsi susu, maka harus disertai pula dengan mengonsumsi laktase dengan dosis tertentu. Laktase adalah enzim yang membantu menguraikan gula susu, laktosa.

Merambah berbagai bidang


Di tahun-tahun berikutnya, Levitt pun kehilangan kontak dengan sang pasien. Akan tetapi, meskipun teka-teki permasalahan pasiennya telah dipecahkan dan dapat diatasi, Dr. Levitt tidak begitu saja melupakan apa yang telah dirintisnya di bidang ledakan gas perut ini. Dalam beberapa puluh tahun berikutnya, Dr. Levitt giat meneliti dan menerbitkan tulisan ilmiah sehingga ilmu kentut semakin berkembang dan maju.

Kini, ilmu kentut tidak hanya dibahas oleh terbitan-terbitan ilmiah di bidang kedokteran, namun telah pula merambah berbagai bidang lain seperti ilmu kimia, makanan, pertanian, mikrobiologi, bioteknologi, kesehatan, lingkungan, farmasi dan industri. Tak hanya itu, berbagai teknologi dan produk industri yang berhubungan dengan kentut (flatulence) pun telah dipatenkan dan beredar di pasaran. (bersambung)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menguak Sejarah Ilmu Kentut, Flatologi [Bagian 2]

Di tulisan bagian ke-1 yang dimuat sebelumnya telah diuraikan bagaimana penelitian tentang kentut berawal dari datangnya seorang pasien penderita kentut berlebihan kepada Dr. Levitt di tahun 1976. Sang pakar yang di kemudian hari digelari “Dokter Kentut” ini tidak mampu menanggapi data mengenai gas perut yang dicatat oleh si pasien itu sendiri selama dua tahun terakhir. Ini karena sang dokter tidak memiliki data serupa untuk orang sehat sebagai bahan perbandingan.

Dr. Levitt tidak mampu memutuskan apakah sang pasien menderita penyakit pencernaan atau tidak, lantaran data perilaku gas perut untuk orang sehat belumlah ada kala itu. Inilah yang mendorong penelitian dalam rangka mengumpulkan informasi ilmiah mengenai seluk beluk kentut orang sehat.

Gasnya orang sehat


Dalam rangka meneliti gangguan buang angin berlebihan, aneka pengetahuan dan data seputar gas perut yang wajar, yang ada pada orang sehat, perlu didapatkan. Maka mulailah sang dokter mengumpulkan tujuh orang relawan yang diminta melakukan pembukuan mengenai seluk beluk gas hembusan bagian bawah tubuh mereka. Setidaknya selama sepekan mereka diperintahkan mencatat seberapa sering mereka melakukan pelepasan gas usus, dan kapan letupan itu terjadi.

Ketika data kentut relawan sehat itu telah terkumpul, menjadi jelaslah bahwa perilaku buang angin ketujuh orang relawan itu berbeda dengan sang pasien. Para relawan melepaskan gas perutnya rata-rata 13,6 kali per hari, tanpa perbedaan statistik nyata dikarenakan usia, jenis kelamin atau perbedaan lain. Bahkan angka tertinggi pelepasan kentut orang normal pun kurang dari 20 kali per hari. Jadi angka ini benar-benar jauh lebih rendah dari yang dialami sang pasien, yakni 34 kali per hari. Artinya sang pasien memang mengalami ketidakwajaran, alias mengidap gangguan kesehatan.

Namun data yang sebatas pada tingkat keseringan dilepaskannya hawa perut ini tidaklah cukup. Diperlukan data tambahan mengenai besaran atau volume gas yang dihembuskan oleh salah satu lubang bawah manusia itu pada setiap kali semburan.  Melalui selang yang terhubungkan dengan anus dan tabung suntikan, maka diperoleh besaran volume gas kentut untuk ukuran orang normal.

Orang ukuran rata-rata membuang angin perutnya sebanyak 500 hingga 2.000 mililiter per hari, kata Dr. Levitt. Jika dihitung,  maka didapatkan angka rata-rata 35 hingga 90 untuk sekali semburan. Dibandingkan dengan angka normal ini, maka pasien yang sedang ditangani sang dokter itu ternyata memang memuntahkan gas perut melebihi ambang batas kewajaran, yakni mencapai angka rata-rata 5.520 mililiter per hari, atau 162 mililiter setiap kali buang angin.

Gara-gara  1%

Dari pembandingan data mengenai tingkat keseringan dan volume gas, jelas bahwa sang pasien memang mengalami gangguan kesehatan. Namun sebelum melakukan penanganan kepada pasien itu, Dr. Levitt sadar bahwa ia mesti melakukan pengkajian lebih lanjut, yakni bukan sekedar mengenai jumlah gas kentut, tapi juga unsur-unsur alias komposisi atau mutu gas kentut itu.

Menariknya, berdasarkan telaah yang dilakukan Dr. Levitt pada gas perut yang berhasil ditangkap dan dikumpulkan, gas ini ternyata dapat pula tidak berbau. Sekitar 99 persennya adalah karbon dioksida, hidrogen, nitrogen, oksigen, dan metana. Gas-gas ini telah dikenal luas dan sama sekali tidak berbau. Kebanyakan gas ini berasal dari gas yang kita telan tanpa sengaja di saat memakan makanan atau gas yang dibebaskan oleh makanan saat makanan itu tercerna di saluran pencernaan manusia.

Lalu untuk gas beraroma tidak sedap, dari mana sumber bau itu? Ternyata 1% sisanya itulah yang menyumbangkan biang aroma busuk pada keseluruhan gas keluaran manusia tersebut. Gas yang jumlahnya sekedar 1% ini memang benar-benar berbeda, dan berasal dari sumber yang sangat lain pula. Bagaimanakah kisah awal mula kemunculan gas beraroma tidak sedap itu?

Sampah gas

Sebagaimana makhluk hidup lain, tubuh manusia menjadi tempat hunian jutaan mikroorganisme yang hidup pada rambutnya, pori-porinya dan bahkan di dalam organ tubuh bagian dalamnya. Salah satu tempat di mana terdapat banyak sekali mikroba ini adalah saluran pencernaan manusia, dan jenis mikroba paling terkenal adalah E. coli, di samping kerabatnya lain yang kurang tenar, yakni Klebsiella dan Clostridium.

Semua makhluk hidup ini menghuni sebagian besarnya di usus besar, yakni bagian usus yang paling dekat dengan lubang anus. Di sini, mikroba ini menguraikan dan memakan makanan-makanan yang belum tercerna di saluran makanan bagian atasnya. Ketika mengonsumsi makanan tersebut, sang mikroba lalu membuang sampah pula yang berupa gas. Gas-gas ini ada yang mengandung unsur belerang seperti dimetil sulfida dan mentantiol. Kedua gas ini memiliki bau tidak sedap.

Ketika terkumpul hingga jumlah tertentu, maka gas limbah yang dihasilkan mikroba ini akan disemburkan keluar bersama-sama dengan gas-gas lainnya yang ada di usus besar. Meskipun ada dengan kadar teramat sangat rendah dibandingkan gas selebihnya yang tidak berbau, gas busuk ini mampu memberi aroma tidak bersahabat pada keseluruhan campuran gas yang dilepaskan anus. Ini menjadi saksi betapa unsur gas biang bau itu memiliki tingkat kebusukan luar biasa, serta membuktikan pula betapa hebatnya kepekaan hidung ciptaan Allah yang mampu dengan segera mengenali keberadaannya.

Namun tidak semua peristiwa letusan gas perut berdampak penyebaran bau tidak sedap di sekeliling. Dengan kata lain, sebagian orang leluasa menghembuskan hawa perutnya yang nyaris tak beraroma sekehendak hati tanpa ada yang tahu. Namun sebagian lagi melepaskan gas buangannya dengan bau yang bahkan tidak kuasa ditahan hidungnya sendiri. Lalu, apa yang menyebabkan perbedaan ini, dan juga perbedaan-perbedaan lain, misalnya dalam hal keseringan dan volume gasnya? (bersambung)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menguak Sejarah Ilmu Kentut, Flatologi (Bagian 1)

Tertawa, tersenyum, atau perasaan geli. Barangkali itu yang muncul seketika dalam diri seseorang saat mendengar kata atau bunyi kentut, gas buangan anus. Setelah itu, orang mungkin melupakan begitu saja bahasan ini, dijadikan bahan tertawaan dan senda gurau lebih lanjut atau bersikap biasa saja. Seolah barang yang satu ini tercipta sebagai benda biasa, atau bahkan barang cemoohan, senda gurau, main-main, sehingga terkesan tanpa makna atau memiliki arti buruk.


Namun, benarkah demikian? Jika Pencipta gas perut itu adalah Sang Mahakuasa, Maha Berilmu dan Maha Sempurna, Yang mencipta setiap sesuatu untuk tujuan pasti yang serius dan bukan untuk main-main, maka sudah pasti sikap mudah mencemooh barang seperti kentut tidaklah tepat. Sebab, itu berarti mencemooh salah satu ciptaan Allah yang Dia ciptakan dengan segenap kesempurnaan dan kehebatan luar biasa. Dan Allah Yang Mahaluas ilmu-Nya menciptakan segenap ciptaan-Nya bukan untuk tujuan agar dicemoohkan manusia yang pengetahuannya tidak seberapa itu.

Kesempurnaan serta pengetahuan tak terbatas seputar kentut hanya akan didapati orang-orang yang mau menggunakan akalnya dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk meneliti gas perut itu. Sebaliknya, kelalaian mensyukuri nikmat akal dan pikiran, akan membuat orang mudah terlena, tidak menggunakan akalnya sebagaimana mestinya dengan perilaku tidak serius dan tidak tepat. Bahkan ada yang sampai menjadikan kentut sebagai bahan olok-olok atau tertawaan.

Uraian di bawah ini mengisahkan sejarah ilmu kentut, atau yang diistilahkan sebagai Flatologi (Flatology, the science of flatulence). Kemunculan dan perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan gas keluaran usus ini menjadi saksi akan segudang hal luar biasa dari kentut, beserta ilmu dan pengetahuan mahaluas dari sang Penciptanya. Di samping itu, banyak pelajaran baik darinya yang dapat dijadikan panutan, di antaranya agar manusia tidak mudah meremehkan ciptaan Allah apa pun, bahkan seremeh kentut.


Sang dokter kentut

Sejarah modern ilmu kentut tidak dapat dilepaskan dari sang perintisnya, Dr. Michael D. Levitt. Dr Levitt digelari “Dokter Kentut”, karena dialah salah seorang pakar terkemuka dunia di bidang ilmu pengetahuan tentang gas perut itu. Lebih dari 250 tulisan ilmiah mengenai kentut telah terbit di jurnal-jurnal kedokteran, di mana Dr. Levitt sebagai penulis utama atau pendamping.

Dr. Levitt adalah seorang ahli gastroenterologi yang tercatat bekerja di the Veterans Affairs Medical Center, Minneapolis, Amerika Serikat. Gastroenterologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sistem pencernaan makanan dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengannya. Tak heran jika kentut erat sekali kaitannya dengan bidang ini pula. Kentut adalah sebuah nikmat luar biasa yang diciptakan pada manusia, yang dengannya tubuh membebaskan usus besar dari gas-gas yang tak dikehendaki dan menghilangkan tekanan yang tak diinginkan dari dalam usus.


Berawal dari kentut bermasalah

Kisah asal mula kemunculan ilmu kentut bukanlah sesuatu yang sengaja dirancang dari awal. Suatu ketika pada tahun 1976 Dr. Levitt didatangi oleh seorang pasien yang selama 5 tahun telah menderita kelainan berupa kentut berlebihan. Sejak tahun 1971, sang pasien yang kala itu berusia 28 tahun mengaku telah melepaskan gas perut dalam jumlah berlebihan, jauh melebihi yang sebelum-sebelumnya.

Ini bukan sekedar pengakuan lugu sang pasien. Lebih dari itu, layaknya seorang peneliti, sang pasien mencatat dengan cermat gas keluaran duburnya itu selama 2 tahun belakangan. Ketika catatan ini ia tunjukkan kepada Dr. Levitt, sang dokter pun terkejut. Betapa tidak, berdasarkan data kentut itu, sang pasien menyemburkan gas perutnya 34 kali perhari, bahkan beberapa hari bisa mencapai 40 kali.

Dr. Levitt ternyata tidak kuasa menanggapi data-data kentut yang diperlihatkan sang pasien itu. Mengapa? Sederhana saja, sang dokter tidak memiliki data mengenai kentut pada orang sehat atau normal. Sehingga dia tidak dapat membandingkan tingkat keseringan kentut sang pasien itu dengan tingkat keseringan kentut pada orang sehat. Jadi, sudah pasti sulit mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa si pasien itu sehat atau sakit, mengalami kelainan atau tidak mengidap penyakit. Ini karena sang dokter tidak tahu, bagaimana data-data kentut seperti itu kalau pada orang sehat

Untuk mencari jalan keluar, Dr. Levitt pun lalu merekrut sejumlah orang sehat untuk mengumpulkan data-data penting mengenai kentut mereka (bersambung).

oleh: Catur Sriherwanto

Hidayatullah.Com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TAFAKUR - Menghitung Harga Nafas Kita

Menghitung Harga Nafas Kita

Sekali bernafas, manusia memerlukan 0,5 liter udara. Pernahkah kita merenungkan, minimal merasakan rasa syukur?


Bernafas, mungkin sudah dianggap biasa dan tak lagi menarik dibahas oleh sebagian orang. Pasalnya, sejak bangun tidur sampai terlelap, manusia tak lepas dari kegiatan mengambil udara di alam bebas ini. Namun, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana nikmat Allah ini sebenarnya bernilai miliaran rupiah? Tak perlu menghitung kegiatan bernafas secara keseluruhan yang melibatkan berbagai organ tubuh, cukup kiranya menjumlah rupiah dari setiap udara yang dihirup.

Sekali bernafas, umumnya manusia memerlukan 0,5 liter udara. Bila perorang bernafas 20 kali setiap menitnya, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter. Dalam sehari, setiap orang memerlukan 14.400 liter udara.

Lalu, berapa nilai tersebut bila dirupiahkan? Sebagaimana diketahui, udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas semisal oksigen dan nitrogen. Keduanya, berturut-turut 20% dan 79% mengisi udara yang ada di sekitar manusia. Bila perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang manusia hirup sama, maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan oksigen sebanyak 100 ml dan 395 ml lainnya berupa nitrogen. Artinya, dalam sehari manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen.

Jika harga oksigen yang dijual saat ini adalah Rp 25.000 per liter dan biaya nitrogen per liternya Rp 9.950 (harga nitrogen $ 2.75 per 2,83 liter, data nilai tukar dollar Bank Indonesia pada 9 November 2009), maka setiap harinya manusia menghirup udara yang sekurang-kurangnya setara dengan Rp 176.652.165. Dengan kata lain, bila manusia diminta membayar sejumlah udara yang dihirup berarti setiap bulannya harus menyediakan uang sebesar 5,3 Miliar rupiah. Dalam setahun, manusia dapat menghabiskan dana 63,6 Miliar.

Itu hanya jumlah uang yang diperlukan dalam setahun. Bila dihitung seluruh kebutuhan seumur hidup, pastilah nilainya lebih mencengangkan lagi. Sungguh, Allah maha pemurah atas segala karunia-Nya. Tak terkecuali nikmat Allah dari udara yang digunakan manusia sebagai bahan bernafas setiap saatnya.

Udara yang melimpah ruah di alam adalah bukti kasih sayang Allah yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut diberikan Allah kepada manusia dengan cuma-cuma. Tak sepeser pun dipungut dari manusia atas nikmat yang amat penting tersebut. Oleh karenanya, sudah sepantasnyalah manusia bersyukur kepada Sang Pencipta. Dia-lah Rabb yang mengurus kita di siang dan di malam hari sebagaimana firman Allah, “katakanlah: ‘Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?’…”(QS Al Anbiyaa’ 21: 42).
*)Syaefudin. Penulis adalah Asisten Dosen Metabolisme, Departemen Biokimia, FMIPA-Institut Pertanian Bogor. 

Referensi:

1. Spectrum Laboratories Inc. 2009. Chemical Fact Sheet: Nitrogen. www.speclab.com, Nov 2009. (http://www.speclab.com/elements/nitrogen.htm, terkunjungi pada 10 November 2009).

2. Kompas. 2008. Pembangunan Babakan Siliwangi Merugikan. Kompas.com,Oct 21st , 2008. (http://tekno.kompas.com/read/xml/2008/10/21/21551639/pembangunan.babakan.siliwangi.merugikan, terkunjungi pada 10 November 2009).
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SUDUT PANDANG - Dr. Gina: Poligami itu Enak dan Perlu

Dr. Gina Puspita mencarikan sendiri madu (istri kedua sampai keempat) untuk sang suami. Tapi tak mengaku tertindas. "Poligami itu enak dan perlu, " katanya


Hidayatullah.com--Beberapa hari ini, wacana poligami kembali diulas media massa. Banyak yang setuju dan tak sedikit yang sinis. Di antara yang sinis, tentu saja para aktivis perempuan dan para pengagum feminisme. Koalisi Perempuan dan  sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM)  penganut paham gender dan feminis pernah mengusulkan pelarangan praktik pernikahan ini. Alasannya, poligami melanggar hak-hak perempuan terkait “kekerasan” dalam rumah tangga. Benarkah?

Kali ini www.hidayatullah.com mewawancarai Dr. Ing. Gina Puspita, DEA. Sebelum ramai pembicaraan tentang praktek poligami, istri pertama Dr. Abdurahman Riesdam Efendi ini boleh jadi di antara sekian Muslimah yang merasakan sendiri pengalaman "dimadu". Tak seperti tuduhan aktivis penganut gender –yang boleh jadi tak merasakan sendiri--, Gina tak mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Ia bahkan mencarikan sendiri calon-calon pendamping sang suaminya untuk yang kedua sampai keempat.

Misalnya, tahun 1995, ia mencarikan sang suami, Abdurahman, calon istri kedua. Sang suami kemudian menikah lagi dengan Basyiroh Cut Mutia. Enam tahun kemudian, Gina mencarikan  istri ketiga sang suami, yakni Siti Salwa asal Malaysia. Dan yang terakhir, menikah dengan Fatimah. Praktis Abdurahman memiliki empat orang istri.

Jadi semua istri muda itu bukan pilihan sang suami, justru   pilihan Gina alias sang istri pertama Abdurahman. Tak seperti dugaan aktivis perempuan selama ini, di mana poligami dianggap begitu rendah dan rawan konflik. Mereka berempat justru sangat rukun dan bahagia. Bahkan bekerja di kantor yang sama dan tinggal seatap, di Taman Rempoa Indah, Ciputat, Tangerang.

Tak seperti tuduhan kaum feminis yang mengatakan pelaku poligami karena faktor ekonomi. Gina adalah seorang wanita terdidik. Bahkan lulusan sekolah Eropa. Ia merupakan wanita Indonesia pertama yang lulus kedirgantaraan di Ecole National Superieure de l'Aeronautique et de l'Espace (Ensae), di Toulouse, Prancis. Wanita kelahiran Bogor 8 September 1963 ini bahkan pernah menjadi Kepala Departemen Structure Optimization Divisi Riset & Development IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara).

''Kalau suami sedang dengan istri yang lain, kami bertiga ngobrol-ngobrol di satu kamar,'' tutur Gina suatu hari. Bila berada di luar kota, mereka bertukar pesan lewat SMS. Pokoknya, akrab. ''Poligami yang didasarkan pada Allah SWT tidak akan menimbulkan masalah,'' ujarnya. "Bahkan enak dan perlu," tambahnya.  Berikut wawancara dengan Dr Gina beberapa waktu lalu:

Apa kabar Anda dan keluarga?

Kami sekeluarga Alhamdulillah sehat. Semoga kesehatan yang dirahmati Allah.

Lama tak dengar kabarnya, apa kesibukan Anda terbaru?

Selama kurang lebih 2 tahun terkahir kami banyak berada di Malaysia. Alhamdulillah perusahaan yang dipimpin oleh guru kami Abuya Ashaari (pendiri Darul Arqam yang dilarang mantan PM Mahathir Mohammad) berkembang pesat di sana. Kebetulan Tuhan rezekikan kepada kami untuk ikut serta beraktivitas di sana selama 2 tahun. Setelah di sana terasa manfaatnya untuk kalangan luas, dan perusahaan terus berkembang ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah, maka mulai 2 bulan belakangan ini kami mulai menguatkan kembali aktivitas perusahaan Rufaqa di Indonesia.

Saya dengar Anda juga punya proyek besar di Malaysia? Boleh tahu?

Di Malaysia bukan proyek saya, tapi perusahaan yang dipimpin oleh guru saya, Abuya Ashaari Muhammad. Dari tahun 1997 beliau mendirikan perusahaan Rufaqa namanya yang bergerak di berbagai bidang, seperti pendidikan, ekonomi, sosial, kesehatan, kebudayaan, dan lain-lain.

Beberapa hari ini banyak orang sibuk mendiskusikan poligami, apa pendapat Anda?

Segala kejadian Allah yang menentukan. Di antara sekian banyak hikmahnya, Allah nampaknya mau menunjukkan keadaan masyarakat sekarang ini. Dan kita bertanggung jawab untuk memperbaiki keadaan. Sebenarnya ada dua kejadian yang terjadi secara serentak. Pertama tentang poligaminya Aa Gym. Kedua, monogaminya anggota DPR-RI, tapi selingkuh.  Tapi yang diramaikan hanya poligaminya. Bahkan poligami mau dilarang segala.  Hehehe.

Yang menarik, sikap masyarakat terbelah dua. Kasus monogami selingkuh menjadi kasus cukup besar. Tapi poligami, pernikahan secara sah justru yang dikatakan zalim. Padahal menurut saya, monogami selingkuh itu jauh lebih menzalimi perempuan. Seperti wanita ini tak ada harganya.

Menurut Anda, mengapa masyarakat justru seperti itu?

Saya tak menyalahkan masyarakat. Itulah keadaan masyarakat yang kita perlu rasakan sebagai peringatan Allah pada kita. Mungkin kita gagal membawa kebaikan di tengah masyarakat ini. Saya juga maklum kenapa banyak masyarakat awam begitu membenci poligami, karena memang susah mau mencari poligami yang dapat dijadikan teladan di Indonesia sekarang ini. Yang lebih menyedihkan, yang sekarang berlaku bukan sekedar diskusi, tapi penafsiran-penafsiran terhadap Rasulullah yang sifatnya merendahkan beliau. Jauh sekali dari mencari solusi. Lagi pula, mengapa banyak orang sibuk membicarakan poligami atau bahkan terkesan begitu ketakutan.  Padahal dalam Islam, poligami hanya sekedar satu dari sekian ribu syariat dalam agama kita. Jadi dia bukan perkara yang wajib. Tapi kok bisa hal ini menjadi masalah Negara. Padahal shalat yang berkali-kali Allah katakan sebagai "tiang agama", Negara tak pernah peduli apakah   manusia melakukannya?

Anda termasuk di antara pelaku, bisakah bercerita pengalaman poligami?

Islam itu adalah "cara hidup". Selain tentang Allah yang utama, di dalamnya ada juga syariat yang beribu jenisnya, yang mengatur kehidupan manusia di dunia ini. Seperti janji kita dalam setiap kali shalat, "inna shalolati wa nusuki… (dst), "hidup mati kita untuk Allah,” maka tentulah sebagai seorang Muslim kita perlu wujudkan janji kita dalam kehidupan. Kita atur individu kita, ekonomi kita, pendidikan kita, kebudayaan kita, rumah tangga kita, menurut Islam. Hal ini tidak dapat kita wujudkan sendiri-sendiri. Misalnya untuk mewujudkan pendidikan Islam, perlu guru dan murid. Kalau sendirian mana mungkin dapat terwujud. Itulah yang kami lakukan melalui perusahaan Rufaqa ini. Sama halnya dengan masalah  rumah tangga.

Setelah kami dididik oleh guru kami, kami (saya dan suami) merasakan bahwa Allah mesti dijadikan segalanya. Syariat Islam mesti diperjuangkan. Dengan melihat keluarga guru kami yang memiliki 4 istri dan 37 anak, 200 cucu, namun semua justru menjadi pendukung perjuangan Islam. Maka kami melihat (bukan sekedar membaca buku atau hanya mendengar) bahwa poligami juga dapat kita laksanakan. Atas kesepakatan bersama itulah, saya dan suami –tentu saja atas persetujuan guru kami-- maka kami tambahkan anggota keluarga kami dengan mengambil salah seorang staf Rufaqa  sebagai istri kedua untuk suami saya.

Siapa yang mencari dan melamarkannya?

Saya sendiri yang datang pertama kali dan menjelaskan pada orang tuanya untuk menyampaikan hasrat kami.

Apa sih yang ada di perasaan Anda  saat mencarikan suami istri lagi?

Karena dari awal memang sama-sama berniat (saya, suami, dan   istri kedua) untuk menguatkan keluarga, maka masalah-masalah dalam keluarga dapat diatasi dengan baik. Bertambah terasa kehebatan Allah. Ternyata belum lagi kita baik, baru niat mau baik, tapi Allah sangat memberikan bantuan-Nya.

Apakah setelah poligami pernah cekcok? Atau cemburu?

Kalau beda pendapat sih dalam rumah tangga itu hal yang biasa. Jangankan di keluarga yang praktik poligami, dalam rumah tangga monogami pun ada. Tapi karena sama-sama  sudah dididik oleh guru yang sama, jadi setiap kali ada masalah, masing-masing  berusaha untuk dapat menilai yang baik di sisi Allah. Bila semua mempunyai tujuan yang sama, yaitu keridhaan Allah, perkara apapun selalu jadi mudah. Kami berempat serumah. Kecuali sekarang ini, dua orang sedang bertugas di Malaysia.

Menjadi istri "dimadu" apa tak membuat martabat Anda sebagai seorang perempuan terhina?

Saya hendak mengingatkan kita bahwa dalam menilai sesuatu, karena zaman ini sudah rusak, maka nilai-nilai   manusia/moral juga sudah sangat jauh dari kehendak Allah. Contoh saja; para wanita mengatakan dirinya merasa "dihina" dengan poligami. Padahal itu kan memang boleh menurut Islam. Tapi ada wanita diminta buka aurat, ia menjadi tontonan. Tak satu pun menganggap dirinya merasa terhina. Padahal itu adalah keadaan yang sangat menghinakan. Wanita sudah hilang malunya karena ketiadaan iman.

Poligami itu, bila dijalankan dengan tujuan membesarkan Allah, kita akan merasakan bahwa itu sangat baik untuk pendidikan hati kita. Kita akan tahu bahwa kita belum sabar. Maka, kita akan belajar untuk bersabar. Kita bisa tahu bahwa di hati kita ada hasad dan dengki. Cemburu itu  adalah hasad, dan dengki adalah puncaknya. Lalu kita belajar untuk tidak hasad atau dengki hingga timbul rasa membahagiakan orang lain.

Bukankan manusia normal tak menginginkan suaminya jadi rebutan wanita lain?

Jadi, bila dikatakan manusia normal tidak mau dipoligami gitu? Manusia normal itu seperti apa? Apakah istri-istri Rasulullah bukan wanita normal? Menurut saya, manusia normal itu adalah manusia  yang tahu dirinya hamba dan Allah sebagai Tuhannya. Tentu dia akan sangat mencintai  Tuhan Nya. Dan dirinya akan merasakan  bahwa syariat Allah adalah yang terbaik. Bahkan sekarang kadang saya merasa malu dengan Allah. Malu, mengapa "orang jahat" seperti saya, tapi Allah masih memberi rasa kebaikan-kebaikan dalam poligami. Kalau saya saja yang menganggap "masih jahat" dan masih diberi banyak kebaikan oleh Allah,  bagaimana pula kehebatan keluarga Rasulullah?

Anda tidak takut, rasa cinta suami Anda tak akan seperti di awal pernikahan? Karena akan terbagi?

Tidak. Sebab suami dan kami punya cita-cita yang sama. Untuk mencintai Allah. Dan mencintai Allah itulah  yang dapat menambah kuat ikatan di antara kami semua. Perlu kita sadari, karena manusia sudah tidak menganggap Tuhan segalanya, maka bila berumah tangga, dia menganggap  suami adalah segala-galanya. Ya dengan kata lain, cinta suami. Padahal, kalau kita membesarkan cinta pada Allah,  maka Allah sendirilah yang  akan membagi kebahagiaan itu.

Bagaimana dengan kebutuhan finansial dan pembagian perhatian kepada anak-anak Anda setelah suami menikah lagi?

Alhamdulillah Allah bukan saja mencukupkan, tapi menambah-nambah. Dan alhamdulillah, anak-anak kami semua justru bersyukur dengan poligami. Anak saya yang berumur 10 tahun diwawancara sebuah majalah. Dia mengatakan, begitu senang memiliki ibu banyak. Banyak tapi  sayang. Dia pernah melihat seorang aktifis perempuan begitu keras berkata tentang poligami. Anak saya mengatakan, "Ini perempuan bercakap bukan dengan akal lagi, tapi dengan nafsu. Sangat emosional. Padahal, kami (anak-anak saya maksudnya) suka dengan itu. Tak ada penzaliman."

Apakah mungkin seorang suami bisa membagi perhatian kepada istri-istri dan anak-anaknya?

Bisa. Bahkan hubungan anak-anak  semua sangat baik. Tak ada perbedaan dia dari ibu yang mana. Suami saya baru memiliki 4 orang anak. Tiga dari saya dan 1 dari istri kedua. Istri ketiga dan keempat belum dikaruniai anak.

Banyak aktivis perempuan mengkritik poligami, apa pandangan Anda menghadapi kritikan itu?

Jangankan untuk hal poligami, gerakan kaum feminis hingga sekarang ini,  belum mendapatkan kejayaan (kemenangan). Patutnya sekiranya jika mereka melihat gagalnya perjuangan kaum feminis di Prancis yang menjadi sumber awalnya. Saya pernah 11 tahun di Prancis, melihat sampai sekarang, di sana gerakan tersebut boleh dikatakan tidak membuahkan hasil. Yang ada justru  kesengsaraan bagi kaum wanitanya. Banyak orang berkonsultasi dengan saya. Sebab banyak hal yang diperjuangkannya tidak sesuai dengan fitrah dia. Jadi katakanlah dia mendapatkan apa yang dia mau, tapi ternyata bila sudah mendapatkan, sesungguhnya dia begitu tersiksa.

Jadi apa hikmahnya bagi Anda dan kalangan Muslimah dengan berpoligami?

Saya pernah mengatakan di media massa,  "poligami itu indah dan memang perlu." Perlu bagi wanita dan lelaki sebagai pendidikan hati kita untuk dapat lebih mudah membesarkan asma Allah.

Karenanya, saya mengimbau pada semua, mari kita kembali pada Allah, Tuhan kita. Dialah penyelesai segala masalah. Sekarang ini yang jadi masalah sebenarnya bukanlah poligami. Jadi tak perlu sibuk memerangi poligami. Sama halnya  sekarang, banyak orang shalat tapi masih korupsi. Lantas apakah dengan begitu kita akan memerangi shalat? Banyak masalah lain yang kita perlu selesaikan.

Pendidikan kita sedang bermasalah. Ekonomi kita bermasalah. Kebudayaan dan semua aspek kehidupan kita sudah rusak, dan itu adalah masalah. Maka mari kita kembali pada Allah. Jadikan Ia segalanya. Bila demikian akan selesailah semua masalah. Mau monogami atau poligami, jika kembali pada Allah, akan membawa kehidupan yang harmoni. [Cholis Akbar/www.hidayatullah.com]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BENCANA - Bukti Baru Lumpur di Sidoarjo Akibat Tangan Manusia

Menyalahkan alam kerap dilakukan manusia ketika terjadi bencana. Diperlukan kejujuran, untuk mengakui bencana lumpur Lapindo akibat ulah tangan manusia

Hidayatullah.com--Banyak orang yakin bahwa bencana lumpur Lapindo di Sidoarjo adalah karena ulah manusia, bukan bencana alam. Bukti baru yang ditemukan mendukung pendapat tersebut.

Lumpur Lapindo sebagaimana diamati penduduk setempat, muncul pertama kali tanggal 29 Mei 2006 pada pukul 5 pagi. Jaraknya sekitar 500 kaki dari lubang eksplorasi gas PT. Lapindo Brantas. Sejak itu 100.000 ton lumpur panas telah dikeluarkan dari perut bumi, jumlah yang cukup untuk memenuhi 60 kolam renang standar olimpiade, dan hingga kini terus mengalir. Bukti ilmiah menunjukkan, ulah manusia adalah penyebab keluarnya lumpur panas tersebut.

"Bencana itu disebabkan karena penarikan tali bor dan mata bor keluar dari lubang, ketika lubang tidak dalam keadaan stabil," kata Richard Davies, Direktur Durham Energy Institute dan penulis sebuah karya ilmiah di jurnal Marine and Petroleum Geology, dalam sebuah rilis pers. "(Hal tersebut) memicu 'tendangan' besar pada sumur, di mana di sana ada sebuah arus besar air dan gas yang berasal dari jajaran bebatuan di sekitarnya yang tidak bisa dikendalikan."

Lumpur gunung berapi dalam tanah bisa keluar dengan dua cara. Retakan baru pada bebatuan yang menutupi kandungan lumpur bisa menjadi jalan keluar, jika lumpur mendapat tekanan. Atau lewat celah dan retakan yang terbentuk akibat terjadinya gempa.

Menurut Davies, hentakan yang berasal dari penarikan tali dan mata bor itulah yang menyebabkan bebatuan penutup lumpur menjadi retak, sehingga lumpur yang bertekanan itu pun memancar deras ke permukaan.

Tim peneliti Davies mengungkap bukti dari drilling log yang dilakukan oleh Lapindo Brantas. Perusahaan itu berupaya untuk menekan lumpur ke sumur-sumur pengeboran mereka guna menghentikan semburan.

"Upaya ini cukup berhasil, dan semburan lumpur panas perlahan berkurang," kata Davies.

"Fakta semburan menjadi berkurang, membuktikan bahwa lubang galian terhubung dengan gunung api (kawah), pada saat terjadi semburan," kata Davies kepada majalah online Wired (11/2).

Tulisan ilmiah yang disusun Davies dan kawan-kawan merupakan tanggapan atas sebuah artikel Lapindo Brantas yang dimuat pada jurnal yang sama. Pihak Lapindo mengklaim, peristiwa gempa bumi dua hari sebelumnya yang berjarak 175 mil dari pusat semburan lumpur, adalah penyebab terjadinya bencana tersebut.

Menurut pakar geologi Michael Manga, rekan Davies dari Universitas California, kebenaran hipotesa yang menyebut gempa bumi Yogya sebagai penyebab, kemungkinannya sangat kecil.

"Butuh kekuatan 1.000 kali lipat untuk menyebabkan semburan," kata Manga.

Gempa yang dimaksud adalah gempa berkekuatan 5,9 skala Richter (6,2 menurut US Geological Survey) yang mengguncang Yogyakarta pada 27 Mei 2006 pukul 05.55 WIB selama 57 detik.

Salah satu tulisan Manga mengenai kemungkinan terjadi semburan lumpur akibat gempa dikutip dalam tulisan Lapindo Brantas.

Namun Manga mencatat, berdasarkan contoh-contoh historis yang dimiliki ilmuwan, apa yang diklaim oleh Lapindo tidak mungkin terjadi. "Oleh karena itu saya menulis satu halaman tulisan ilmiah (tahun 2007) yang menyebutkan (gempa Yogja) tidak mungkin menjadi sebab semburan lumpur," katanya.

Ia mengatakan, beberapa tahun sebelum gempa Yogya ada gempa yang lebih besar dan jaraknya lebih dekat, tapi tidak menyebabkan lumpur menyembur.

Sebagian pakar mencapai kesimpulan yang sama dengan Davies dan kawan-kawan, sebagian lain masih ragu.

Octavian Catuneanu, editor jurnal yang memuat tulisan Davies dan Lapindo, yang juga pakar geologi di Universitas Alberta mengatakan, "Dalam geologi, adakalanya (yang penting) bukan soal benar atau salah, tapi soal masuk akal atau tidak masuk akal."

"Lucunya, terkadang sekumpulan data yang sama bisa diinterpretasikan oleh orang berbeda dengan cara yang berbeda, ini yang menyebabkan terjadinya argumentasi dan kontroversi," kata Catuneanu.

Manga yakin para ahli geologi di Lapindo tidak mungkin menulis sesuatu yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Terlebih bila dinyatakan semburan lumpur adalah akibat kesalahan manusia, maka perusahaan keluarga Bakrie itu harus menanggung ganti rugi yang sangat besar jumlahnya. "Perusahaan pengeboran itu tidak bisa mengatakan hal yang berbeda, bukan?" kata Manga.

Hingga berita itu ditulis Wired (11/2), mereka belum berhasil menghubungi Lapindo Brantas untuk dimintai komentar. [di/wired/www.hidayatullah.com]
images: wired.com
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

FIQH - Apa itu Ahlus Sunnah Wal Jamaah?

Assalam’alaikum, ustadz. Saya sering mendengar ceramah yang berisi ajakan untuk kembali kepada ajaran salaf sholeh. Apa maksudnya? Bagaimana Islam yang salafi tersebut? [Hakim-Jakarta. Pertanyaan senada pernah diajukan M. Abduh (Surabaya), Prita (Malang)]
Jawaban:
Pengertian Salaf Sholeh
Untuk memahami maksud salaf sholeh, terlebih dahulu kita harus memahami artinya:

Salaf secara bahasa adalah orang dahulu atau setiap orang yang mendahului kita. Maka Salaf Sholeh adalah setiap orang yang sholeh dan telah mendahului kita.

Adapun secara istilah, Salaf Sholeh ialah para Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in yang hidup di masa tiga abad pertama yang dimuliakan, yang terdiri dari kalangan para imam yang telah diakui keimaman, kebaikan, dan kepahaman mereka terhadap sunnah dan keteguhan mereka di dalam menjalankan sunnah tersebut, serta menjadikannya sebagai pedoman hidup mereka.

Dasar dari pengertian tersebut adalah firman Allah swt:

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar”. (QS. At-Taubah: 100)

Begitu juga firman Allah swt :

وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءتْ مَصِيرًا

“Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa: 115)

Hal itu dikuatkan dengan sabda Rasulullah saw:

  خيرالنّاس قرني ثمّ الذين يلونهم ثمّ الذين يلونهم

“Sebaik-baik manusia adalah (orang yang hidup) pada masaku ini (generasi Sahabat), kemudian yang sesudahnya (generasi Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (generasi Tabi’ut Tabi’in).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Salaf Sholeh ini mempunyai nama-nama lain, di antaranya adalah Ahlu Sunnah wal Jama’ah, sebagaimana yang disebutkan oleh Abdullah bin Abbas ra, ketika menafsirkan firman Allah swt:

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ

 “Pada hari yang di waktu itu, ada muka yang putih berseri dan adapula muka yang hitam muram.” (QS.3:106)

Abdullah bin Abbas berkata: “Muka yang putih berseri adalah muka Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan muka yang hitam muram adalah ahli bid’ah dan furqoh (perselisihan).”

Pengertian Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Untuk memahami Ahlus Sunnah wal Jama’ah, kita harus mengetahui dahulu masing-masing dari Sunnah dan Jama’ah.

1. Pengertian Sunnah

Pengertian as-Sunnah secara bahasa (etimologi) : as-Sunnah berasal dari kata سنّ يسنّ  dan يسنّ سنّا

Yang berarti  الطّريقة  (jalan, metode, pandangan hidup) dan السّيرة  (perilaku) yang terpuji ataupun yang  tercela.

Adapun dasar dari pengertian ini adalah sabda Rasulullah saw:

لتتّبعنّ سنن من كان قبلكم شبرابشبروذراعا بذراع

“Sungguh kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta...”.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Adapun as-Sunnah secara istilah (terminologi), yaitu: petunjuk yang telah ditempuh Rasulullah saw dan para sahabatnya baik berkenaan dengan ilmu, aqidah, perkataan, perbuatan maupun ketetapan.

Kata sunnah juga merupakan lawan dari bid’ah.

2. Pengertian Jama’ah:

Jama’ah secara bahasa diambil dari kata جمع  (mengumpulkan), atau الإجتماع  (perkumpulan), lawan dari kata التّفرّق  (perceraian) dan الفرقة  (kelompok ).

Adapun pengertian jama’ah secara istilah (terminologi) adalah: perkumpulan orang-orang beriman yang memegang teguh ajaran Al-Qur’an dan Sunnah.

Dari keterangan di atas, bisa disimpulkan bahwa Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah Salaf Sholeh juga, yaitu perkumpulan yang terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in yang hidup di masa tiga abad pertama yang dimuliakan, yang terdiri dari kalangan para imam yang telah diakui keimaman, kebaikan, dan kepahaman mereka terhadap sunnah dan keteguhan mereka didalam menjalankan sunnah tersebut, serta menjadikannya sebagai pedoman hidup mereka.

Atau bisa diartikan, mereka yang berpegang teguh pada sunnah Nabi Muhammad saw, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti jejak dan jalan mereka, baik dalam hal aqidah, perkataan, maupun perbuatan. Juga mereka yang istiqomah (konsisten) dalam berittiba’ (mengikuti sunnah Nabi saw) dan menjauhi perbuatan bid’ah.

Kenapa disebut Ahlus Sunnah wal Jama’ah? Karena mereka selalu memegang teguh As Sunah dan mengamalkannya, serta selalu bersatu dan bekerjasama di dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam.
Pengertian Muslim Salaf 

Dari keterangan di atas, kita bisa mengetahui bahwa Muslim Salaf  adalah setiap muslim yang berpegang teguh dengan ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah, sebagaimana yang dipahami oleh Salaf Sholeh dan para pengikut sesudahnya. Atau dengan kata lain, muslim salafi adalah setiap muslim yang berpegang teguh kepada prinsip-prinsip yang telah diletakkan oleh Ahlu Sunnah wal Jama’ah.

Agar lebih jelas, perlu disebutkan di sini beberapa karakteristik Ahlu Sunnah wal Jama’ah secara umum, di antaranya adalah:

1. Sumber pengambilan hukum mereka hanyalah Al-Quran dan As-Sunnah.

2. Mereka bersikap pertengahan di antara sifat melampui batas (berlebih-lebihan) dan sifat meremehkan,  dalam segala hal, baik dalam masalah aqidah, hukum, maupun akhlak.

3. Mereka tidak mempunyai imam, pemimpin, ataupun tokoh yang dikultuskan, kecuali Rasulullah saw.

4. Mereka berkeyakinan bahwa semua pendapat atau perkataan dari siapapun juga, bisa ditolak ataupun diterima (bisa salah dan benar), kecuali perkataan Rasulullah saw.

5. Mereka menghormati dan menjunjung tinggi para Salafush Shalih (Sahabat, Tabi’in dan Tabi’u Tabi’in) dan berkeyakinan bahwa manhaj hidup mereka adalah manhaj yang paling lurus dan selamat. Mereka paling banyak ilmunya dan paling bijaksana dalam mengambil sikap.

6. Mereka menolak takwil (penyelewengan suatu nash dari makna yang sebenarnya), khususnya dalam Asma’ dan Sifat.

7. Mereka menyerahkan diri secara bulat-bulat kepada syariat Islam, walaupun kadang mereka tidak bisa mencerna hikmah yang terkandung di dalamnya.

8. Mereka lebih mendahulukan nash yang shahih daripada akal (logika) belaka dan menjadikan akal di bawah nash.

9. Mereka memadukan antara seluruh nash-nash dalam satu permasalahan dan mengembalikan (ayat-ayat) yang mutasyabihat (ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian/tidak jelas) kepada yang muhkam (ayat-ayat yang jelas dan tegas maksudnya).

Setelah kita mengetahui pengertian Salaf Sholeh dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, serta beberapa karakteristiknya secara global, maka bisa kita katakan bahwa ormas NU, Muhammadiyah, dan Persis termasuk dalam katagori Ahlu Sunnah wal Jama’ah secara umum, dalam arti mereka bukanlah termasuk kelompok Syi’ah, Mu’tazilah, Jabariyah, Qadariyah, Khowarij, atau kelompok-kelompok sesat lainnya.

Adapun dalam pengertian Ahlu Sunnah wal Jama’ah atau Salaf Sholeh secara khusus, sebagian ormas Islam tersebut belum bisa secara sempurna, jika di pengertiannya sesuai sesuai dengan apa yang dipahami oleh Salaf Sholeh. Umpamanya, dalam menyikapi Asma’ dan Sifat Allah, masih berbeda dengan madzhab Sahabat, atau Ahlus Sunah wal Jama’ah atau Salafush Shaleh. Sebagian ormas Islam, misalnya, masih menyelisihi prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah, seperti terlalu mengandalkan logika daripada nash, terutama dalam masalah aqidah dan lain-lainnya, yang rinciannya tentunya tidak bisa disebut di sini satu persatu.

Untuk menjadi bagian dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah secara lebih utuh, atau agar berada di dalam manhaj Salaf Sholeh secara lebih sempurna, maka ormas-ormas tersebut perlu mengadakan kajian-kajian yang lebih intensif dan mendalam khususnya dalam masalah-masalah aqidah, manhaj, maupun fiqh.  Wallahu A’alam. [www.hidayatullah.com]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

FIQH - Dua Harga Untuk Satu Barang

Assalamu'alaikum arahmatullahi wabarakatuh

Di diler mobil ada yang menawarkan harga dengan cara kredit sekian dan kontan sekian (lebih mahal kredit) dan saya pernah mendengar  bahwa dua akad jual beli dalam satu majlis itu di haramkan, kalau itu memang benar bagaimana caranya untuk membeli mobil di diler tersebut.

sebelumnya saya ucapkan terima kasih

Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh


Jawab:
Wa'alaikum salam warahmatullhi wabarakatuh
Mas Muhammad, Rahimakallah, al hamdulullah agama kita yaitu Islam telah memberikan aturan dalam segala aspek kehidupan kita. Baik secara terinci maupun hanya dalam bentuk global. Termasuk hal yang mendapat perhatian dalam aturan Islam adalah terkait dengan masalah perdagangan. Tidak lain karena hubungan perdagangan merupakan salah satu pilar ekonomi manusia yang menjadi sumber penghidupannya.

Banyak sekali teks dalam Al Qur’an maupun hadits yang terkait dengan masalah ini. Demi kemudahan memberikan penjelasan kepada umat ulama menyimpulkan, bahwa dalam jual beli selain terlengkapinya rukun –yaitu, penjual, pembeli, akad dan barang- diluar itu ada hal-hal yang harus diperhatikan sebagai syarat keabsahannya. Diantaranya adalah bebas dari unsur riba, ketidak jelasan dan penipuan.( al Fiqhul Islamiy: 4 / 228)
Sebelum masuk secara khusus dalam pembahasan mengenai pertanyaan pertama, perlu diketahui beberapa hal. Pertama; pada dasarnya tidak ada larangan untuk menjual barang secara kredit baik dengan cicilan maupun langsung. Kedua, penjual bebas menjual  barangnya dengan harga berapapun asal bebas dari unsur penipuan. Ketiga, tidak ada kewajiban bagi penjual untuk menjual barangya dengan harga yang sama. Pada saat yang samapun ia boleh melepas barangnya dengan harga yang berbeda kepada konsumen.
Terkait langsung dengan masalah yang anda kemukakan, ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, ia berkata:” Rasulullah s.a.w melarang dua jual beli dalam satu penjualan (bai’ataini fi bai’ah)” ( HR. Ahmad, Turmudzi . Subulussalam : 3 / 28 . No: 752 Abu Dawud: IX/323 no: 3002).  Imam Syafi’i mengatakan, model transaksi yang dilarang Rasulullah dengan istilah “dua jual beli dalam satu penjualan (bai’aini fi bai’ah)”ada dua macam. Pertama, bila penjual mengatakan :” Aku jual barang ini dengan harga cash Rp A dan bila kredit Rp B lalu pembeli mengambil tanpa kejelasan cara dan harga mana yang dia pilih. Dengan kata lain menjual dengan dua harga tawaran, kemudian pembeli mengambil tanpa kejelasan pilihan harga dan cara pembayaran. Kedua, aku jual ini kepada anda dengan syarat anda jual barang anda yang itu kepada saya. Dan yang pertama itulah yang kita maksud disini.
Ulama dari emapat madzhab kecuali madzhab Maliki mengatakan bahwa transaksi itu rusak atau batal, sebab ada ketidak jelasan (gharar) akibat pembeli tidak menentukan pilihan harga dan cara pembayaran ketika mengambil barang. Sama tidak sahnya jika penjual mengatakan :” Aku jual salah satu barang ini” Lalu pembeli berkata :”Ya”. Maka dari itu ulama Hanafiah menegaskan, bila saja ketidak jelasan itu dihapus maka menjadi sah. Misalnya, sebelum mengambil pembeli mengaskan pilihannya bahwa ia memilih pembayaran cash. Malahan dalam madzhab Maliki dikatakan, tanpa kejelasan itupun transaksi itu tetap sah, namun pilihan itu mnejadi jatuh pada harga kredit, karena nyatanya pembeli tidak langsung membayar ketika mengambil barang.
Memang ada sebagian ulama memberikan alasan bahwa transaksi itu batal karena adanya selisih harga di atas harga rata-rata harga hari itu sebab penangguhan waktu pembayaran,( Subulussalam : 3 / 28 . No: 752)tetapi alasan ini tidak masyhur dan tidak pula ada dalil yang menegaskan demikian.
Memang selintas ada keserupaan dengan pembungaan uang. Tapi sebenarnya jauh berbeda, karena yang anda serahkan adalah barang, bukan uang. Sedangkan riba berlaku pada uang atau yang sehukum. Dan seseorang bebas menjual barangnya dengan harga berapapun asal jelas dan bebas penipuan, baik secara cash maupun kredit. Lagi pula -sebagaimana di atas- tidak ada kewajiban bagi penjual, untuk menjual dengan satu harga pada saat yang sama maupun waktu yang berbeda. Secara logika juga bisa dipahami adanya perbedaan harga itu, karena selisih harga itu dapat dianggap sebagai konsekwensi atau ganti dari kemudahan yang diberikan penjual kepada konsumen, dimana konsumen bisa mengambil manfaat barang -bukan uang- lebih awal sementara penjual belum bisa memanfaatkan haknya. Ini berarti ada jasa / kerugian pada pihak penjual. Maka kerugian / jasa itu sudah selayaknya mendapatkan ganti dari pihak pembeli sehingga terjadi keadilan bagi dua pihak. Penjualan model demikian dalam bank syariah diistilahkan dengan ba’  bitsaman ajil (jual dengan pembayaran tunda)
Dengan demikian semoga tidak ada keraguan lagi bagi anda tentang kebolehan transaksi itu dan pertanyaan yang anda sampaikan bisa terjawab. Wallahu a’lam
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pengikut